Selasa, 29 Desember 2009

Tentang Raharja

Nama saya lukman setiawan saya lahir di banten ,alasan saya masuk perguruan tinggi raharja adalah karena dari segi fasilitas Green Campus menyediakan fasilitas yang sangat baik dan sangat strategis,selain itu juga green kampus raharja mempunyai tenaga pengajar yang sangat profesional di bidangnya,dan STMIK raharja informatika adalah kampus unggulan yang ada di kota tangerang dengan akreditasi A unggulan maka dari itu raharja sudah di percaya masyarakat luas,dan lulusan perguruan tinggi nantinya sudah mampu bersaing secara sehat dalam bidang iptek dan memberikan inovasi-inovasi di dalam bidang ilmu komputer.nah kalau anda mau jadi orang sukses maka kuncinya adalah menjadi pribadi raharaja,saya sangat bangga menjadi pribadi raharja karna saya ingin meraih cita-cita saya di perguruan tinggi ini dan saya akan bersaing dalam dunia IT.
C V

Nama : Lukman Setiawan
Nim : 0833461628
Activity : Mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja
Alamat : Perum Permata Balaraja Blok A 32/14 Rt 01/01 Desa Saga Kec Balaraja Tangerang Banten
T T L : Serang 24 April 1989
Latar Belakang Pendidikan :
- SD Negeri II Balaraja 1995-2000
- MTS Nurul Haq Balaraja 2000-2004
- STM Yuppentek 3 Balaraja 2004-2007
- Perguruan Tinggi Raharja 2008
Komputer skill Mengerti software design dreamwever, Mengerti Ms Office (word, Excel, Power Point), Microsoft visual C++, Microsoft visual basic.
Company Training Seminar
- Seminar merancang web (CSS), di perguruan Tinggi Raharja tangerang, tahun 2008
- Seminar (AEMS), di perguruan Tinggi Raharja Tangerang, tahun 2008
- Seminar International Conference (ICCIT) tahun 2009

Sabtu, 28 Februari 2009

BATU MENYAKSIKAN

Ad Darimi meriwayatkan dari ibnu umar, dia berkata bahwa dia pernah berjalan bersama Rasulullah Saw, dalam suatu perjalanan.tiba tiba datanglah seorang arab Baduwi.
“Hai Baduwi ,ucapkanlah bahwa tiada tuhan selain Allah,dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.” Ajak Rasulullah kepada orang Baduwi itu.
“Siapakah yang dapat menyaksikan kebenaran ucapanmu itu?” Baduwi tadi balik bertanya.
“ Batu itu yang dapat menyaksikan kebenaran ucapanku itu.” Rasulullah berkata sambil menunjuk kearah sebuah batu yang ada di situ.
Kemudian Rasulullah pun memanggil batu yang ada diseberang lembah. Setelah di panggil , batu itu segera datang dengan cara membelah tanah sampai batu itu tiba dihadapan Rasulullah Saw. Lalu beliau memerintahkan batu itu untk mengucapkan dua kalimat syahadat tiga kali. Batu itu pun segera mengucapkan syahadat tiga kali sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah.
Setelah mengucapkan syahadat- pengakuan bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah-, batu itu segera kembali ketempat semula dengan cara membelah tanah.
Baduwi yang menyaksikan kejadian itu, terbelalak seakan tidak percaya apa yang di lihatnya sendiri.
“Siapa tak kenal Muhammad?”
Ya, Muhammad, dia adalah utusan Allah yang di peruntukkan untuk memperbaiki moral seluruh bangsa di dunia.
MUKJIZAT RASULULLAH
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, bahwa ketika Rasulullah saw.masuk kerumah Fatimah, putrinya yang terkasih mengadu kepada rasulullah.
“Wahai Ayah , kami sekeluarga telah 3 hari tidak makan .”
Mendengar pengaduan anaknya itu, dengan perasaan terharu Rasulullah membuka kainnya , di mana dalam kain itu terdapat batu yang di ikatkan untuk mengganjal perutnya.
“Anaku Fatimah, kata Rasulullah, “Engkau 3 hari tidak makan , sedangkan aku 4 hari tidak makan.” Rasulullah meneruskan.
Tidak lama kemudian, Rasulullah keluar dari rumah Fatimah , “ Sungguh kasihan ,tentu cucuku Hasan dan Husen pun menanggung lapar,”Ujar Rasulullah
Rasulullah kemudian melanjutkan perjalanannya hingga sampai keluar kota madinah. Disana Rasulullah melihat ada seorang baduwi sedang menimba air di sebuah sumur , Rasulullah menghentikan langkahnya. Orang baduwi itu tidak mengerti yang berhenti itu Rasulullah saw., Utusan Allah untuk seluruh alam.
“Apa kabar Baduwi?”Rasulullah menyapa orang baduwi itu dengan ramah, “ Adakah pekerjaan yang dapat engkau berikan kepadaku?”Tanya Rasulullah.
“Ya,ada,”jawab Baduwi itu.
“Pekerjaan apakah yang dapat aku lakukan?”kembali Rasulullah bertanya.
“menimba air dari sumur ini,”jawab baduwi itu,kemudian memberikan sebuah timba untuk menimba di sumur itu kepada Rasulullah.
Begitu menerima timba dari orang baduwi itu. Rasulullah segera menimba air dari sumur tersebut .Kemudian baduwi itu memberikan upah 3 buah kurma. Rasulullah segera memakan kurma hasil upah kerjanya itu.
Dalam waktu sebentar saja, Rasulullah telah menimba 8 kali timba.Akan tetapi, ketika beliau hendak memasukkan timbanya yang ke 9 kalinya, tiba-tiba tali timba itu putus, sehingga tak ayal timba itu jatuh kesumur. Hal ini mengakibatkan Rasulullah berhenti menimba.
“Mengapa engkau jatuhkan timba itu?” Baduwi itu membentak Rasulullah, tampak sekali bahwa dia sangat marah dengan kejadian itu, tangannya yang kasarnya itu tiba tiba menampar wajah Rasulullah. Baduwi itu lalu membayar upah kepada Rasulullah sebanyak 24 butir buah kurma. Rasulullah lalu mengambil upah itu tanpa menunjukkan sikap marah. Beliau lalu turun kedalam sumur untuk mengambil timba yang terjatuh.
Setelah mengambil timba itu, Rasulullah mengembalikan nya kepada baduwi itu , sambil meminta maaf ats kesalahannya menjatuhkan timba ke dalam sumur.
Baduwi itu pun segera meninggalkan sumur itu akan tetapi di tengah jalan , pikirannay tak menentu .Dia tertegun dan berfikir sejenak .”Siapakah gerangan dia, yang baru aku tampar wajahnya?”Katanya dalam hati.
“Jangan jangan dia adalah Muhammad, utusan Allah itu?”
Baduwi tersebut merasa bersalah atas kelakuan kasar nya yang telah menampar orang itu. Pikiran baduwi tak menentu. Dia sangat di hantui rasa bersalah yang amat sangat.
Kemudian diambilnya sebilah pedang , tanpa segan segan tangan kanan nya yang dia gunakan untuk menampar, dia potong sendiri dengan pedang itu. Begitu tangan nya putus dia tejatuh ke tanah dan pingsan lah dia.
Tidak lama kemudian , dating sekelompok musafir melalui tempat itu . mereka kaget , melihat ada orang baduwi jatuh pingsan dalam keadaan terpotong tangannya.Mereka lalu menyiram sekujur tubuh baduwi itu denga n air, baduwii itu pun siuman .Dia melihat orang orang sedang mengelilinginya.
“ Gerangan apakah yang menimpa dirimu, sehingga tangan mu terputus?” Salah seorang musafir itu bertanya.
“Aku telah menampar wajah seseorang. Aku menduga orang yang aku tampar itu Muhammad utusan Allah .Karena itu aku memotong tangankuyang aku gunakan untuk menampar dengan pedang ini , karena aku takut akan mendapat celaka,”jawab orang baduwi dengan jujur dan lugu.
Setelah berkata demikian, Baduwi itu mengambil potongan tangannya, kemidian bergegas menuju masjid nabawi .ketika sudah sampai di mesjid nabawi BAduwi tadi berteriak teriak .Teriakkannay memekikkan telinga yang mendengarnya.
“ Wahai para sahabat nabi mana yang bernama Muhammad ? Mana yang bernama Muhammad ?” Baduwi itu terus menerus berteriak dan berkata demikian.
Mendengar kejadian seperti itu , Abu bakar, Umar dan Usman yang ketika itu sedang berada di masjid, segera mendekati Baduwi itu .
“Ada apakah denganmu? Mengapakah engkau menanyakan Rasulullah?”
“Aku Harus bertemu dia” Jawab baduwi itu.
Mendengar kejadian itu salah seorang sahabat yang lain yaitu salman segera bangkit dan memegang tangan baduwi tersebut, kemudian membawanya kerumah Fatimah. Di rumah Fatimah, baduwi itu berteriak teriak dengan keras .
“ Dimana Muhammad? Dimana Muhammad?”
Ketika itu Rasulullah sedang memangku cucu nya hasan dipaha kanan,dan husen dipaha kirinya seraya member kurma hasil dari menimba air tadi.
Ketika Rasulullah mendengar panggilan tersebut, beliau menyuruh Fatimah untuk menemui siapa orang yang memanggil manggil nama Muhammad itu.
“Lihatlah Fatimah , siapkah gerangan yang berada di depan itu?”
“Masya Allah,”Fatimah tertegun ketika dilihatnya ada seorang seorang baduwi di depannya.Baduwi itu dalam keadaan tangan kanannya terpotong , sedang darah segar masih terus menetes. Adapun tangan kirinay membawa potongan tangan kanan nya yang terpotong itu.
Fatimah bergegas menuju Rasulullah, dan menceritakan tentang kejadian yang baru saja di lihatnya.
Mendenar cerita Fatimah , Rasulullah terkejut.Lalu beliau bangkit menemui baduwi itu .Melihat Rasulullah Baduwi itu berkata dengan penuh penyesalan. Mimik wajahnya terlihat memelas.
“Maafkanlah aku Muhammad. Karena sungguh aku tak mengenalmu.”
“Mengapakah tangan mu terpotong demikian ?”Tanya Rasulullah.
“Ketahuilah Muhammad, tangan ku tak akan kekal karena telah menampar wajahmu.”
Sementara para sahabat menyaksikan kejadian itu saling pandang. Sedangkan Fatimah hatinnya terharu melihat kejadian itu .
“ Masuklah engkau ke dalam islam, niscaya engkau akan selamat.”Rasulullah mengajak kepada Baduwi itu .
“ Wahai Muhammad , Seandainya engkau seorang nabi, jadikanlah tanganku seperti sediakala.” Baduwi itu berkata kepada Rasulullah .
Rasulullah menatap sejenak pada tangan orang arab baduwi yang terpotong itu sambil berdoa, kemudian dengan hati- hati beliau menyambung tangan kembali tangan yang terputus itu. Dengan menggunakan ludahnya, maka dengan izin Allah yang Maha Kuasa, tangan yang telah terpotong itu kembali seperti sediakala.
“Siapa tak kenal Muhammad?”teriak Baduwi itu begitu tangan nya telah seperti sediakala.
“Siapa tak kenal Muhammad?”Baduwi itu mengulangi ucapanya berteriak teriak kegirangan .
“Aku telah kenal Muhammad.”Baduwi itu masih terus berteriak.
“Aku telah kenal Muhammad.”Ya, sebab kini laki laki Baduwi tadi sudah mengenal Muhammad Utusan Allah itu.
Akhirnya Baduwi itu masuk Islam dengan ikhlas.
RASULULLAH MEMBELAH BULAN
Orang kafir mengejek Rasulullah “ Wahai Muhammad, kalau engkau benar seorang rasul Allah, coba tunjukan kehebatan yang membuktikan kenabian dan ke rasulanmu?”
Rasulullah bertanya,” Apa yang kalian inginkan?”
Mereka menjawab,”coba belahlah bulan !”
Maka Rasulullah berdoa kepada Allah agar menolongnya. Allah memerintahkan Rasulullah agar mengarahkan telunjuknya kebulan. Setelah mengarahkan telunjuknya kebulan, terbelahlah bulan itu menjadi dua. Serta merta orang kafir quraisy pun berujar, “Muhammad, engkau benar benar telah menyihir kami!”
Masih tidak yakin orang kafir pun bergegas menuju keluar kota mekah menanti kafilah yang baru pulang dari perjalanan. Ketika datang kafilah pertama, mereka pun bertanya “ Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Kafilah itu menjawab, “Ya, benar.Kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh dan masing masingnya kemudian bersatu kembali…!” Maka sebagian Kafir Quraisy pun beriman , dan sebagian lainnya tetap kafir (ingkar).

Kamis, 08 Januari 2009

sejarah masuknya islam


Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).